Minggu, 16 September 2007

Dunia

Abu Hamid Al Ghazaly mengibaratkan kehidupan dunia itu tak ubah seperti bahtera yang melayari samodera untuk mencapai cita-cita, yakni kehidupan ahirat yang kekal dan abadi. Ditengah perjalanannya kapal itu singgah di sebuah pulau terpencil yang bernama DUNIA. Sebelum semua penumpang turun, diumumkan bahwa pulau itu bukanlah tempat tujuan terahir dari perjalanan ini, melainkan hanya sebuah tempat pelabuhan translit yang digunakan untuk menyiapkan bekal guna meneruskan perjalanan panjang menuju pulau idaman. Oleh karena itu diingatkan pada semua penumpang agar supaya dimanfaatkan sebaik-baiknya, kumpukkan bekal yang benar-benar berguna untuk meneruskan perjalanan. Dan bila bekal yang diperlukan dirasa cukup agar segera kembali ke kapal.

Ternyata para penumpang kapal itu terbagi menjadi tiga golongan. Golongan pertama adalah penumpang yang berbuat sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku, setelah memperoleh bekal yang cukup, segera kembali ke kapal, sehingga mendapat tempat yang longgar dan dapat istirahat dengan nyaman. Golongan kedua penumpang yang disibukkan oleh keindahan pulau, mengembara dan menjelajah ke segala arah, menikmati madunya kehidupan diluar batas. Sehingga ketika kembali ke kapal tempat sudah penuh, berhimpitan, hingga badan menjadi penat dan sesak nafas. Sedangkan golongan ketiga adalah yang sama sekali tidak taat peraturan. Mengumpulkan apa saja yang dijumpai, menikmati apa-apa yang diinginkan, pokoknya aji mumpung, meneguk segala yang dapat dijangkau, sampai-sampai mengembara ke hutan belantara, hingga peluit kapal berbunyi sama sekali tidak didengarkan. Kapalpun mengangkat sauh, berangkat meninggalkan pulau meninggalkan mereka dalam keadaan panik, cemas dan kebingungan. Ketika malam tiba, gelap menyelimuti hutan, mereka tak tahu arah, sehingga menabrak kekasa kemari, dan darahpun mengucur dari sekujur tubuh hingga ahirnya binasa, binasa dan binasa.

Kita sekarang menjadi golongan yang mana?? .....

Tidak ada komentar: